Translate

Rabu, 29 Agustus 2012

Zalim Terhadap Manusia

Dalam sebuah hadits sahih riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah. Rasulullah bersabda yang artinya, "Wahai sahabatku, tahukah kamu, siapa orang muflis dari umatku?" Para sahabat menjawab, "Orang yang muflis adalah orang yang usahanya bangkrut, sehingga tidak punya apa-apa lagi."
Rasulullah bersabda, "sesungguhnya orang muflis itu adalah yang datang pada hari Kiamat kelak, lengkap dengan shalat, puasa, dan zakatnya. Tetapi ia juga telah banyak berbuat zalim (aniaya), ia telah memaki si A, menuduh si B, memakan harta si C, menumpahkan darah si D, memukul si E, mengkhianati si F. Semua ibadah dan amal shalehnya itu, pahalanya diserahkan kepada orang-orang yang telah dizaliminya, yaitu si A, si B, si C, si D, si E, si F. Maka apabila habis pahala ibadah dan amal shalehnya dan belum selesai tanggungannya, lalu dosa-dosa orang yang telah ia zalimi itu, akan dibebankan kepada dirinya, sehingga ia akan dicampakkan ke dalam neraka jahanam."

Perlu disadari, perbuatan zalim kepada orang lain itu tidak cukup hanya memohon ampun kepada Allah, lalu dosanya akan diampuni, tapi wajib baginya untuk memohon maaf kepada orang yang pernah dizalimi, dan mengembalikan haknya. Karena do'a orang-orang yang dizalimi itu tidak akan ditolak oleh Allah. Peliharalah diri kalian dari do'a orang yang tersakiti, terzalimi & teraniaya.


Hablu minallah & Hablu minannaas.

Zalim secara bahasa mengandung pengertian "aniaya/celaka" . Zalim secara istilah mengandung pengertian "berbuat aniaya/celaka terhadap diri sendiri atau orang lain dengan cara-cara bathil yang keluar dari jalur syariat Agama Islam". Disisi lain zalim bisa berarti "menempatkan sesuatu tidak sesuai dengan tempatnya".

Zalim merupakan perbuatan yang di larang oleh Allah SWT dan termasuk dari salah satu dosa-dosa besar.  Manusia yang berbuat zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surah Asy-Syura : 42

"Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di  muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih".

Kalau kita kumpulkan macam-macam perbuatan zalim menurut pengertian di atas, mungkin akan sangat banyak kita dapatkan perbuatan tersebut pada diri kita, ataupun pada diri saudara-saudara kita yang lainnya.

Saudaraku, maksud dan tujuan utama dari tulisan ini adalah :
1. Agar kita berhati-hati dan tidak melakukan perbuatan zalim kepada diri sendiri atau kepada siapapun.
2. Agar kita mampu memaafkan orang-orang yang telah berbuat zalim kepada kita dengan cara mendoakannya agar di berikan hidayah oleh Allah SWT.
3. Agar tercipta lingkungan rumah tangga, lingkungan kantor, ataupun lingkungan masyarakat yang damai dan harmonis.

Macam-macam perbuatan zalim secara umum adalah segala perbuatan yang mengotori hati, yaitu sombong, dengki (tidak suka terhadap kebahagian orang lain), ghibah (membicarakan keburukan orang lain), fitnah
(menuduh tanpa bukti yang kuat), adu domba (bermuka dua), dusta (bohong), ujub (bangga diri dengan merendahkan orang lain), dan lain sebagainya.

Saudaraku, kalau kita uraikan macam-macam perbuatan zalim ke dalam bentuk yang lebih khusus adalah sebagi berikut :

Lingkungan kelurga/Rumah tangga :
1. Seorang Ayah yang memberikan nafkah dari rizki yang subhat atau haram, maka menimbulkan akibat-akibat buruk terhadap istri dan anak-anaknya, yaitu ;
a. Istri dan anak-anaknya akan menjadi durhaka baik kepada suami/orang tua, dan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
b. Bersikap cuek dan tidak peduli akan ibadah kepada Allah SWT dan Agama Islam, dengan cara ringan untuk meninggal-ninggalkan solat yang lima waktu.
2. Seorang ibu yang tidak memberikan perhatian penuh dan pendidikan Agama Islam serta contoh-contoh etika/moral yang baik kepada keluarganya, maka akan menimbulkan akibat-akibat buruk terhadap suami dan anak-anaknya, yaitu ;
a. Suami akan merasa bosan dengan istrinya, maka mulailah terjadi kerenggangan dan keharmonisan hubungan suami-istri, yang kemudian sering terjadinya keributan-keributan kecil yang lama-lama menjadi besar.
b. Suami akan terbiasa berbohong kepada istrinya, yang ditandai dengan berkurangnya uang belanja istri, yang digunakan untuk berjudi atau membeli minum-minuman keras.
c. Anak-anak yang lebih senang mencari hiburan dan perhatian di luar rumahnya, sehingga sudah tidak ada filter dan kontrol lagi bagi anak-anaknya.
d. Anak-anak yang terjerembab di lingkungan yang tidak Islami, pergaulan bebas, narkotika dan lain sebaginya.

Allah SWT telah mengingatka dalam Al Qur'an bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam Qs. Al Zaljalah : 7-8

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula".

Juz 6 Surah An-Nisa' ayat 148 yang berbunyi:
لا یحب الله الجهر باالسوء من القول الا من ظلم وکان الله سمیعا علیما
artinya: "Allah tidak menyukai perbuatan buruk yang diucapkan secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui."
Ayat ini “melegalkan” perkataan buruk atau sumpah serapah yang dilakukan oleh orang orang yang teraniaya atau terzalimi, dan itu semua dikategorikan kedalam “doa”. Doa orang orang yang terzalimi adalah mujarab alias “tokcer” langsung didengar dan dikabulkan olehNya, sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits, yang berbunyi:
“Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan Allah.” (HR Bukhari).
Di tangan mereka, doa lebih tajam dari pedang dan lebih hebat dari pasukan bersenjata. Maka, hati-hatilah terhadap doa orang terzalimi! Karena jika sudah keluar dari mulut, ia akan berjalan menuju langit. Segera melampaui cakrawala, menembus angkasa, dan diijabahi Sang Maha kuasa.
Tetapi dalam kelanjutan ayat tersebut diatas, selanjutnya Allah menjelaskan:
ان تبدو خیرا او تخفوه او تعفو عن سوء فان الله عفو قدیرا.
Artinya: Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya dan memaafkan sesuatu kesalahan orang lain, Maka sungguh Allah Maha Pemaaf, Maha Kuasa.

Agama Islam secara tegas dan jelas mengharamkan kepada umatnya untuk melakukan perbuatan zalim dimanapun dan dengan siapapun. Pada bagian ini akan dinukilkan ayat-ayat dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan Larangan Berbuat Zalim & Membantu untuk berbuat Zalim. Sebagai bentuk nasihat dan muhasabah diri agar sering-sering mengintrospeksi diri setiap saat dan setiap waktu.

Larangan Berbuat Zalim.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surah Ibrahim : 42-45

"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan memenuhi seruan Engkau dan akan mengikuti Rasul-rasul. (Kepada mereka di katakan): 'Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia), bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan" .

Kalau kita perhatikan sangat jelas apa yang di sampaikan Allah SWT dalam isi kandungan ayat Qs; Ibrahim : 42-45 di atas, yaitu ;
1. Allah SWT tidak pernah lalai atau lengah terhadap perbuatan orang-orang yang zalim.
2. Allah SWT pasti menghukum perbuatan orang-orang zalim, biarpun di dunia mereka merasa bebas se-bebas-bebasnya, tetapi di akhirat nanti mereka akan menerima balasan azab yang berat atas perbuatan mereka.
3. Kondisi/keadaan orang-orang zalim ketika hari kiamat sangat mengenaskan, yaitu mereka datang dengan bergegas-gegas memenuhi panggilan Allah, dengan mengangkat kepalanya mata mereka terbelalak tidak berkedip-kedip, tetapi hati mereka kosong karena takut.
4. Perintah Allah SWT kepada kita (orang yang beriman) untuk menyampaikan peringatan kepada manusia terhadap kebenaran datangnya hari kiamat dan kebenaran azab Allah kepada orang-orang yang zalim.
5. Sia-sialah penyesalan orang-orang zalim pada hari kiamat nanti, mereka meminta kepada Allah di kembalikan ke dunia biarpun sesaat untuk menebus kezaliman mereka selama hidup di dunia.
6. Sumpah orang-orang yang zalim ketika hidup di dunia, bahwa mereka tidak akan binasa, mereka merasa aman dan kokoh dengan pangkat, jabatan/kedudukan, harta, dan rumah mewah yang mereka miliki. Akan tetapi di hari kiamat itu semua akan binasa dan tidak mampu menyelamatkan mereka dari siksa azb api neraka-Nya Allah SWT.
7. Allah SWT telah memberikan banyak perumpamaan- perumpamaan dan contoh-contoh bahwa manusia-manusia yang zalim akan hancur dan binasa. Mari kita perhatikan Fir'aun, Namruz, Qarun mereka semua
adalah perumpamaan- perumpamaan manusia-manusia zalim yang di laknat oleh Allah di dunia sampai akhirat nanti.

Membantu Berbuat Zalim.

Melakukan perbuatan zalim adalah dosa besar, dan orang-orang yang membantu perbuatan zalim dosanya sama dengan orang yang berbuat zalim. Membantu perbuatan zalim ialah jika seseorang menjadi petunjuk jalan orang lain dalam berbuat ke-zaliman, dengan kata lain seseorang yang memberikan informasi/jalan/ cara/fasilitas kepada orang yang hendak melakukan kezaliman kepada orang lain. Perbuatan inipun
termasuk dosa besar dan mendapat balasan azab dari Allah SWT.

Mari kita simak beberapa Hadis Nabi Muhammad SAW di bawah ini :

Di riwayatkan oleh Ahmad, Abu Ya'la, dan Ibnu Hibban :

Dari Ibnu Mas'ud r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Besok akan ada pemimpin-pemimpin yang datang atau mengumpulkan rakyatnya dengan berbuat zalim dan berbohong kepada mereka, maka barang siapa ikut pada golongan mereka, membenarkan kebohongan mereka, dan menolong kezaliman mereka, maka ia bukanlah termasuk golonganku (golongan umat Nabi Muhammad) dan aku bukanlah dari golongan mereka. Dan barang siapa yang tidak ikut golongan mereka, bahkan tidak membantu kezalimannya, maka ia berarti dari golonganku dan aku pun menjadi golongannya" .

Hadis di atas mengandung beberapa penjelasan :
1. Suatu masa akan hadir di tengah-tengah kita pemimpin yang zalim, yang memiliki kegemaran berbohong kepada rakyatnya (bawahannya) .
2. Larangan untuk mengikuti pemimpin yang zalim, apakah dengan membenarkan kebohongan yang di bawanya, menolong kezalimannya dengan memberikan informasi/jalan/ cara/fasilitas yang ia miliki.
3. Golongan yang membantu/menolong orang yang melakukan kezaliman, maka bukanlah di katakan golongan umat Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain golongan tersebut bukan golongan Islam (tetapi golongan Munafik) biarpun KTP dan statusnya Islam.

Di riwayatkan oleh Bukhari :

Dari Anas r.a berkata: Dari Rasulullah SAW, bahwasannya beliau bersabda: "Hendaklah kamu menolong saudaramu yang menganiaya dan yang teraniaya", sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, (benar) aku akan menolong apabila ia dianiaya, maka bagaimana cara menolongnya apabila ia menganiaya?" . Beliau menjawab: "Engkau cegah dia dari (perbuatan) penganiayaan, maka yang demikian itulah berarti menolongnya" .

Beberapa isi kandungan hadis yang dapat kita cermati :
1. Perintah menolong saudara yang teraniaya (terzalimi), dengan cara membantu meringankan penderitaannya, baik secara materi maupun non materi.
2. Perintah menolong saudara yang menganiaya (menzalimi), dengan cara mencegahnya agar tidak berbuat aniaya. Tiga cara mencegah orang yang berbuat zalim menurut pandangan agama Islam yaitu:
a. Dengan tangan, artinya cegah dengan kekuasaan, jabatan/kedudukan/ harta yang kita miliki.
b. Dengan lisan, artinya cegah dengan nasihat-nasihat yang baik (nasihat-nasihat agama, tulisan-tulisan atau artikel-artikel agama, dan lain sebaginya).
c. Dengan hati, artinya cegah dengan doa-doa yang baik kepada Allah, agar orang yang berbuat zalim itu di berikan hidayah dan ampunan dari Allah SWT. Dan inilah selemah-lemahnya iman.

Di riwayatkan oleh Muslim dan Turmudji:

Dari Abi Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda: "Tahukah kamu siapa yang pelit itu?", mereka (sahabat) berkata: "Ya Rasulullah, orang yang pelit menurut kami ialah orang yang tidak punya kesenangan dan uang", (kemudian) Rasulullah menjawab: "Sesungguhnya orang yang pelit dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat) membawa pahala solat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memaki-maki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hakhak orang), maka kebaikan-kebaikan orang (yang menzalimi) itu diambil untuk diberikan kepada orang-orang yang terzalimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang menzalimi) itu habis, sedang hutang (kezalimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kajahatan-kejahatan dari mereka (yang terzalimi) untuk di berikan kepadanya (yang menzalimi), kemudian ia (yang menzalimi) dilemparkan kedalam neraka."

Hadis ini menjelaskan akan kerugian orang yang berbuat zalim kepada orang lain, yaitu :
1. Orang zalim dikatakan sebagai orang yang "pelit".
2. Di hari kiamat nanti (hari di hitungnya segala amal perbuatan), seluruh amal kebaikan orang yang menzalimi akan di berikan kepada orang-orang yang telah terzalimi.
3. Dan segala dosa-dosa orang yang terzalimi akan diberikan kepada orang yang menzalimi.
4. Orang-orang yang zalim akan dilemparkan ke dalam neraka.

Sebagai penutup dari uraian singkat ini, marilah kita pandai-pandai memanfatkan segala ni'mat yang telah di berikan oleh Allah kepada kita untuk meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Rapatkan dan kuatkanlah barisan ukhuwah islamiah diantara kita, dan jauhkan segala sifat-sifat buruk yang masih bersemayam di hati kita. Masih ada kesempatan dan waktu untuk bertaubat mohon ampunan dari Allah SWT atas segala dosa-dosa yang kita lakukan kepada-Nya dan kepada sesama saudara kita. Jika terdapat kekurangan, mohon ditambahkan. Terima kasih, semoga bermanfaat dan dapat kita renungkan, Amin.